Kita Harus Tetap Semangat
Kita Harus Tetap Semangat
Apa yang harus saya lakukan untuk anak didik saya? Itulah pertanyaan yang pertama muncul di benak saya, saat pemerintah menetapkan Belajar dari Rumah selama darurat penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).
Sebagai seorang pendidik tentu kita tidak asing dengan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. Bagaimana kita bisa melaksanakan ketiga hal itu di tengah keterbatasan ruang dan waktu? Pertama kali yang saya lakukan adalah berkoordinasi dengan orang tua siswa. Beruntung saya mengajar kelas VI, sehingga saya bisa langsung membuat grup WA baru dengan berbekal informasi dari guru kelas sebelumnya. Dari hasil koordinasi awal ternyata keberuntungan masih berpihak kepada saya. Dari 21 siswa hanya ada 1 siswa yang belum mempunyai smartphone pribadi.
Hasil akhir koordinasi dengan orang tua, pembelajaran kelas VI selama pandemi dilaksanakan melalui google classroom. Adapun ketentuannya sebagai berikut : 1) pembelajaran dilaksanakan dengan rentang waktu pukul 07.30 - 12.00 WIB, 2) guru membuka pelajaran, mengunggah tugas dan menutup pelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan, dan 3) siswa hanya diperbolehkan mengirim tugas melalui google classroom, jika tugas berupa video maka siswa wajib menggunakan seragam sesuai dengan ketentuan.
Awalnya kegiatan pembelajaran tersebut berjalan lancar, walaupun pada akhirnya beberapa siswa membolos tidak mengikuti kegiatan, juga tidak mengirim tugas. Untuk mengatasi hal tersebut, kegiatan yang saya lakukan yaitu :
1. Google Meet.
Kegiatan tersebut kami laksanakan untuk melakukan pembahasan materi baru. Guru dan siswa dapat berinteraksi secara langsung walaupun melalui ruang virtual.
2. Guru Kunjung Siswa (GKS).
Kegiatan GKS saya kelompokkan berdasarkan daerah tempat tinggal. Seminggu sekali saya berkunjung ke kelompok belajar secara bergiliran sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
3. Layanan Konsultasi Pelajaran (LKP).
LKP dilaksanakan di sekolah sesuai dengan peraturan dinas, dengan pembatasan jumlah siswa dan durasi waktu pelaksanaan. Kegiatan tersebut saya jadwalkan berkelompok, masing-masing kelompok 5 siswa dengan lama waktu 2 jam, sehingga setiap siswa memperoleh layanan tersebut 1 pekan sekali.
4. Pemanfaatan Subapoli.
Ketika LKP berlangsung siswa diperbolehkan mengakses Subapoli (Sudut Baca dan Pohon Literasi) yang ada di pojok kelas. Mereka bisa meminjam buku ataupun memajang hasil karya literasi pada pohon literasi tersebut.
Itulah beberapa kegiatan yang saya lakukan sebelum adanya Pembatasan secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM). Sekarang saya harus lebih dalam berpikir lagi untuk mengemas kegiatan pembelajaran yang bagaimana untuk anak didik saya.
#AISEI#LombaBlogAISEI
#KomunitasPendidikIndonesia
www.aisei.id
Profil Penulis
Hainur Fardatin lahir di Gunungkidul, DIY tahun 1984. Gelar sarjana yang pertama diperoleh di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Progam Studi Pendidikan Teknik Boga, tamat pada tahun 2006. Kemudian, menempuh S1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Terbuka, tamat pada tahun 2015. Sejak November 2006 telah mengabdikan diri mengajar di SD Karanggayam, Pleret, Bantul, DIY.
Komentar
Posting Komentar